carilah ilmu sampai ke liang lahat

berikut Hadits yang berbunyi: أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ. “ tuntutlah Ilmu dari sejak lahir hingga ke liang lahat”. jika pada hadits pertama kewajiban itu tidak membatasi jenis kelaminnya, dalam hadits ini kewajiban itu tidak dibatasi waktu dan umur. anak yang baru Tholabul‘Ilmi. Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat. (H.R. Ibnu Majah №224 dari Anas bin Malik R.A. di shahikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah: 183 dan Shahihut Targhib: 72) Tholabul ‘Ilmi dalam bahasa arab yang artinya menuntut ilmu, karena ketakwaan 3 Menuntut Ilmu Sampai Liang Lahat uthlubul ilma minal mahdi ilallahdi artainya Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur. 4. Mencari Ilmu Untuk Dunia Dan Akhirat Dibawah ini juga dianggap sebagai hadits lemah atau tidak ada asalnya dan ada yang mengatakan bahwa ini ucapan Imam asy-Syafii bukan ucapan Nabi Shollallohu Alaihi wa Sallam. TuntutlahIlmu Walau Sampai Ke Liang Lahat - 3. Tuntutlah Ilmu Walau Sampai Ke Liang Lahat - 4. Tuntutlah Ilmu Walau Sampai Ke Liang Lahat - 5. Kajian lainnya oleh Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai. Pentingnya Mendidik Anak Wanita. Artinya Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga liang lahat. Kalimat ini sering kali dinilai sebagai hadis atau sabda Rasulullah SAW. Padahal, menurut beberapa sumber, ini bukanlah hadis tapi perkataan orang biasa, sehingga bisa dibilang ini hadis palsu. Artinya: “Perkataan ini, yaitu ‘menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahad Dialogue En Espagnol Entre Deux Personnes Qui Se Rencontre. Menjadi lumrah untuk manusia menuntut ilmu. Sedari kecil, kita akan dipupuk budaya membaca dan ditanam perasaan gemar belajar untuk mendapatkan ilmu. Kita lihat dalam sejarah, ramai umat Islam terdahulu yang telah berjaya melakar nama dalam bidang-bidang yang diceburi. Ibnu Firnas merupakan manusia pertama yang berjaya mencakar langit dengan penciptaan kapal terbangnya. Ibn al-Nafis pula merupakan antara tokoh perubatan yang sangat ulung yang telah menyumbang terhadap penemuan sistem peredaran darah. Al-Khawarizmi pula merupakan seorang tokoh dalam bidang matematik, astronomi dan geografi. Kecintaan mereka terhadap ilmu sehingga mampu menjadikan mereka sebagai tokoh yang berjaya membuka mata dunia terhadap bidang-bidang yang diceburi. Kisah-kisah umat terdahulu inilah yang memberikan semangat kepada diri kita hari ini untuk lebih bersemangat dalam menuntut ilmu. Dalam hal ini juga, terdapat beberapa hadis dan kata mutiara yang disandarkan untuk membangkitkan lagi semangat manusia untuk menuntut ilmu. Namun, dalam masa yang sama, kita perlu berhati-hati dalam menyandarkan dalil yang didengar. Sebagai contoh, entri kali ini akan membawa sebuah kata-kata yang cukup terkenal dan sering digunakan, namun ia disebut sebagai salah sebuah kata-kata Rasulullah SAW. اطْلُبُوا العِلمَ مِنَ المَهدِ إِلى اللّحْدِ Maksud “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad.” Menurut perbahasan ulama, ia bukanlah sebuah hadis. Tidak boleh beramal dengan menyandarkan ia kepada hadis. Menurut Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, ucapan ini adalah kata-kata hikmah yang telah direka oleh manusia sendiri. Ia adalah kata-kata ulama dan digelar sebagai kata mutiara. Boleh beramal dengan kata-kata hikmah ini dan menjadikan ia sebagai pembakar semangat anda dalam usaha menuntut ilmu, namun tidak boleh mengatakan bahawa ia adalah kata-kata daripada Baginda SAW. Kongsikan Artikel Ini Nabi Muhammad berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat. Fizah Lee Merupakan seorang graduan Universiti Islam Antarabangsa Malaysia dalam bidang Bahasa Melayu untuk Komunikasi Antarabangsa. Seorang yang suka membaca bahan bacaan dalam bidang sejarah dan motivasi image The Spiritual Reborn, Dayah Sufimuda, Aceh Kamis/Jumat, 5/6 April 2018. Ilmu Ayunan dan Ilmu Liang Lahat Oleh Said Muniruddin اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ Artinya “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan hingga liang lahat.” BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Secara umum, hadis di atas dipahami sebagai sebuah pesan untuk belajar seumur hidup long life education. Sebenarnya lebih dari itu, hadis ini mencoba memberitau kita 2 kategori ilmu. Keduanya diminta oleh Nabi SAW untuk kita pelajari, secara bertahap. Dimulai dari ilmu yang bersifat “ayunan” mengetahui adanya Tuhan sampai kepada ilmu “liang lahat” berjumpa dengan Tuhan. Hadis Nabi SAW tersebut tidak perlu kita pahami sebatas pesan literal. Karena, saat diliang lahat kita tidak lagi dalam posisi belajar. Itu sudah masuk fase awal akhirat. Disana tidak ada lagi proses belajar, yang ada hanya pertanggungjawaban. Hadis Nabi SAW ini juga masuk dalam sasaran kritik kaum “kembali kepada Alquran dan Hadis.” Katanya itu bukan hadis. Karena tidak ada dalam kitab tertentu. Sehingga teks di atas diyakini sebatas ungkapan biasa. Namun, hadis ini juga diakui ditemukan dalam kitab-kitab ulama tertentu lainnya. Hadis ini sendiri punya makna batin yang tinggi, melebihi bunyi teksnya. Dan inilah yang ingin saya berikan syarah-nya. Apa itu ilmu dalam “ayunan”? Itulah ilmu untuk anak-anak, dan juga berbagai cabangan ilmu bagi kita untuk menghadapi dunia. Apa ilmu yang anda sampaikan kepada anak-anak saat mereka dalam ayunan? Untuk menjawab ini, kita perlu kembali kepada tradisi Islam terkait pendidikan anak. Sebab, saat ini juga banyak hal yang diperdengarkan kepada anak menjelang tidur. Mulai dari lagu dangdut sampai kepada lagu-lagu para pemuja setan. Dalam budaya dan kearifan Islam, kita diajarkan mendidik anak dengan memperdengarkan berbagai syair dan kalimah tauhid. Dengan itulah mereka tertidur. Yang menghantarkan mereka ke alam bawah sadar adalah kalimah-kalimah suci tentang Tuhan. Ini dahsyat sekali. Saat-saat menjelang tidur adalah kondisi paling nyaman alfa bagi sianak untuk menyerap pengetahuan. Ini semacam hipnotherapy penanaman kesadaran ilahiyah bagi anak. Dan pengetahuan tertinggi bagi seseorang adalah pengetahuan ketuhanan makrifat/tauhid. Inilah tugas orang tua, memperkenalkan agama kepada anaknya. Ini sesuai dengan dalil dasar kehidupan awal dari agama adalah “mengenal Allah” awaluddin makrifatullah. Namun, tauhid yang diajarkan masih sebatas tauhid tekstual dan teoritis. Semua masih berupa syair-syair, ayat-ayat, dan kalimat-kalimat tentang Allah. Mereka menyerap apa-apa yang dibacakan oleh mursyid pertama mereka, yaitu orang tua mereka sendiri. Memang inilah level ilmu bagi pemula. Siapapun kita, memulai agama mesti dengan usaha memperoleh pengetahuan-pengetahuan serupa. Mulai dari mendengar kajian dan menelusuri ayat tekstual, sampai kepada jenis pengetahuan yang diperoleh dari riset inderawi empiris, serta pengetahuan-pengetahuan rasional argumentatif yang diperoleh melalui dalil-dalil burhani logika dan filsafat. Semua anak belajar hal ini. Mereka dihafalkan ayat-ayat suci. Mereka juga mengobservasi lingkungannya dan biasanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan rasional apa itu, mengapa bisa begitu, dan sebagainya. Semua proses belajar ini hanya untuk survive memahami dan menguasai dunia. Dan kita memang diutus Allah untuk punya pengetahuan dan keahlian dalam memakmurkan bumi QS. Hud 61. Itulah ilmu-ilmu terawal untuk kita miliki ilmu teks suci tauhid teoritis, ilmu empiris observatif ainul yaqin, dan ilmu-ilmu rasional argumentatif ilmul yaqin. Perolehan semua ilmu ini menyebabkan kita percaya kepada adanya Allah. Tapi hanya sekedar “tau” dan “percaya.” Belum sampai kepada tahap merasakan atau “menyaksikan” apa yang kita percayai syuhud alias lebur fana atau “haqqul yaqin” kepada Allah. Untuk sampai kesana dibutuhkan satu metode keilmuan lagi. Yaitu, metode irfan atau tasawuf. Metode inilah yang hilang dalam bangunan keilmuan kita dalam tulisan ini saya cenderung menyamakan antara irfan, tasawuf, sufi, dan tariqah. Saya curiga ini bukan hilang, tetapi sengaja dihilangkan. Beralihnya zawiyah-zawiyah atau dayah ke sekolah-sekolah umum pada masa kolonial, dengan menghilangkan “ilmu rasa” dari kurikulumnya adalah termasuk bagian dari proses penghancuran ini. Selain itu ada gerakan-gerakan pembid’ahan terhadap praktik-praktik gnostisisme ini. Bangunan imej juga sengaja dibangun bahwa mistisisme Islam itu kolot. Mungkin karena ada sejumlah institusi Islam yang hari ini demikian tertinggal dalam pola-pola pengajaran. Bahkan banyak dayah hari ini sudah demikian kaku memahami agama, tidak lagi kuat dalam nilai-nilai irfan. Namun itu tidak bisa menghancurkan spirit asli dari tarekat tariqah itu sendiri. Zawiyah merupakan satu bentuk institusi Islam yang memadukan, kalau boleh saya sebut, “ilmu dunia” dengan “ilmu akhirat.” Sebenarnya istilah demikian tidak tepat. Semua ilmu adalah ilmu dunia-akhirat. Dunia-akhirat berada pada satu garis yang harus kita tempuh. Terminologi ini hanya semacam penjelasan terhadap ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu khusus tentang ketuhanan. Zawiyah adalah sekolah yang memproduksi berbagai pengetahuan, dengan penekanan pada spiritualitas. Semua ilmu diikat pada keyakinan dan kesadaran akan Allah. Sehingga kita temukan banyak sekali naskah klasik Islam di Aceh dan dunia melayu nusantara misalnya, yang terkait tasawuf. Ilmu dan metodologi tasawuf inilah yang membawa jiwa-jiwa murid sampai kepada Allah. Hampir semua pelosok di Aceh ada zawiyah dayah, yang disanalah masyarakat terdidik dalam ritual belajar tertentu untuk tersambung dengan “tali Allah.” Mereka benar-benar merasakan pengawasan Allah omnipresent. Sehingga terbentuk perilaku yang baik, dengan adab dan akhlak yang elok. Tidak berperilaku dhalim dan korup! Sepertinya aktor-aktor intelektual kolonial semacam Snouck Hurgronje tau, cara menguasai dunia muslim adalah dengan memisahkan kita dari Tuhan kita. Sementara, kalau kita telusuri tokoh-tokoh Islam klasik yang ahli filsafat, matematik, fisik, biologi, sejarah, kedokteran, kimia dan sebagainya itu; umumnya mereka juga mendalami dan menjalani metodologi pengetahuan “kehadiran Allah” hudhuri. Itu kelihatannya yang membuat pengetahuan-pengetahuan mereka memiliki resonansi yang kuat. Sejarah perlawan keras terhadap penjajah di berbagai belahan dunia adalah juga sejarah perang yang dipimpim para ulama, kaum sufi dan tarekat. Mulai dari Afrika Utara, India sampai Indonesia. Sementara kelompok aristokrat dan abangan lebih akomodatif dengan penjajah. Di Indonesia sebut saja beberapa nama seperti Chik Ditiro, Imam Bonjol dan Diponegoro. Masih banyak lagi. Mereka semua membangun gerakan perlawanan berbasis dzikrullah. Saya teringat dengan Sayyid Husain, kebetulan juga kakek dari ayah saya dari sebelah ibunya. Suatu ketika ditangkap Belanda karena ikut memimpin perlawanan di Pidie saat agresi Belanda kedua pada 1874. Setahun sebelumnya, Belanda gagal total pada agresi pertama mereka yang dilakukan dari Pantai Cereumen Ulee Lheue Banda Aceh pada awal April 1873. Dalam penjara, Sayyid Husain setiap malam memimpin ratib yang begitu bergemuruh, sehingga menggangu kenyamanan sipir Belanda. Saya tidak tau tariqah apa yang beliau amalkan. Dia dilepaskan, kemudian menuju Langkawi Malaysia dan meninggal disana. Keinginannya menuju Turki tidak kesampaian. Makamnya terletak di Masjid Kuwah, Pulau Langkawi. Disana ia dikenal dengan sebutan “Tok Habib” foto makamnya dapat dilihat disini. Ada satu sosok sufi lain yang juga sangat fenomenal dalam sejarah perang melawan kolonial di Indonesia. Namanya Habib Abdurrahman as-Segaf, dikenal dengan “Habib Teupin Wan.” Hemat saya tidak ada sosok selain dia, yang demikian lama terlibat dan memimpin perang fisabilillah 38 tahun 1873-1911! Ia bahkan menolak perintah rajanya sendiri Sultan Muhammad Daudsyah untuk menyerah pada Belanda. Spirit ketauhidannya tinggi sekali. Perang Aceh meredup bahkan berakhir tidak lama paska kematiannya. Ia boleh dikatakan panglima terakhir perlawanan terhadap Belanda paska ulama Tiro. Tewas terkepung pelacak andalan Belanda Letnan Schmidt di Gunung Halimon, kini makamnya ada di Desa Blang Dalam, Tangse, Aceh Pidie. Kaum sufi adalah kaum sederhana. Ruhani mereka sudah terbebaskan dari selain Allah. Jika ada penindasan, mereka tampil duluan untuk menentang. Jika ada sufi yang mengasingkan diri dari urusan publik dan tidak kritis terhadap kemungkaran yang ada, itu belum menjadi sufi. Sufi punya kritisisme dan gerakan sosial yang kuat. Pelajari Nabi SAW, betapa sering ia berkomunikasi dengan Allah, yang kemudian melahirkan energi amar makruf yang luar biasa. Sufi boleh disebut sebagai orang-orang yang menempuh jalan Tuhan salik. Sebenarnya siapa saja bisa kita sebut sufi, manakala ia telah melakukan mujahadah atau perjalanan secara sungguh-sungguh, sehingga mampu merasakan kehadiran Tuhan. Diibaratkan semacam perjalanan’ Musa berjumpa Tuhan di puncak Sinai. Atau semacam perjalanan’ Muhammad SAAW bertemu Tuhannya di Sidratul Muntaha. Sufi merupakan bagian dari kaum muslimin yang menjalani metode iluminatif tariqah untuk penyucian qalbu dan melakukan perjalanan jiwa suluk, untuk pada kadar tertentu mengalami apa yang dialami oleh manusia-manusia suci sebelumnya. Kalau manusia-manusia terdahulu, dengan cara-cara tertentu, bisa berjumpa’ Allah, mengapa kita tidak bisa? Seharusnya kita semua dalam hidup ini mengalami pencerahan spiritual syuhudi terhadap keberadaan Allah. Tentu dengan bantuan guru mursyid. Saya kira hampir semua ilmu butuh guru berpengalaman untuk membawa kita sampai pada pengetahuan tentang kebenaran. Sejak taman kanak-kanan sampai doktor pun kita dibimbing para guru dan profesor. Demikian pula dalam dunia tarekat. Inilah yang dimaksud “ilmu liang lahat” ilmu “kematian” agar bisa bertemu Allah. Makna “liang lahat” disini hanya sebuah perumpamaan. Liang lahat merupakan terminal awal perjumpaan dengan Allah. Karena memang saat kita mati nanti, untuk ketemu Allah berawal dari liang lahat. Maksud “mati” disini juga bukan dalam arti kematian biologis atau yang kita sebut meninggal terpisahnya ruh dengan jasad. Jadi apanya yang mati? Yang harus kita matikan adalah segala bentuk kesyirikan dalam ibadat/kehidupan ini, yang membuat kita terhijab dari perjumpaan dengan Allah. Inilah yang dalam hadis qudsi disebut dengan “matilah kamu sebelum kamu mati” موتوا قبل أن تموتوا Untuk sampai kepada “kematian ego” ini ada amalan-amalan yang mesti ditempuh, baik dalam rangka penyucian takhalli maupun pengisian jiwa tahalli. Inilah cara memperoleh ketauhidan yang tinggi. Ketauhidan yang membuat setiap manusia biasa dapat “berjumpa” liqa dengan Allah swt. Sebagaimana firman-Nya قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا “Katakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” QS. Al-Kahfi 110. Tariqah atau jalan irfan adalah sebuah metode bagi kita orang-orang biasa ini untuk membangun amaliah tertentu dan mematikan “diri” ego/syirik agar bisa memperoleh pengetahuan tertinggi, yaitu “bertemu” Allah. Karena puncak kebaikan/kebahagiaan itu ada saat menyaksikan “kehadiran” Allah, sejak di dunia sampai di akhirat. Tidak mungkin kebahagiaan sejati sesuatu yang kita cari-cari datang dari selain “berjumpa” dengan Allah. Pesan akhir, jangan terus menerus berada dalam “ayunan.” Yaitu sebuah model beragama anak kecil, bahwa kita hanya sekedar tau dan diberitau oleh orang lain atau oleh teks suci bahwa Allah itu ada. Dewasalah. Masuklah ke “liang lahat”, ke pintu gerbang perjumpaan dengan Kekasihmu. Matikan semua kesyirikan yang ada dalam diri, agar sejak di dunia engkau bisa bertemu dengan Allah. Itulah yang dimaksud kebahagiaan dunia, apalagi di akhirat. Demikian para guru menjelaskan. Semoga kita semua memperoleh hidayah untuk bahagia, bertemu dengan-Nya. Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad.***** BERIKUT penjelasan tentang 2 status hadits tersebut 1. Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad اطلبوا العلم من المهد الى اللحد Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah ulama hadits kontemporer, lahir tahun 1336 H dan wafat tahun 1417 H di kitab beliau Qimah az-Zaman inda al-Ulama hal 30 terbitan Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyah, cetakan ke-10 menyatakan هذا الكلام طلب العلم من المهد الى اللحد ويحكى أيضا بصيغة اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ليس بحديث نبوي ، وإنما هو من كلام الناس ، فلا تجوز إضافته إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يتناقله بعضهم ، إذ لا ينسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا ما قاله أو فعله أو أقره. Artinya “Perkataan ini, yaitu menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahad’, dan disampaikan juga dengan ungkapan tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahad’, bukanlah hadits Nabi. Ia hanyalah perkataan manusia biasa, dan tidak boleh menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak ada yang boleh dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau.” Diceritakan juga bahwa Syaikh Ibn Baz rahimahullah dalam sebuah kajian beliau pernah menyatakan status hadits ini, yaitu ليس له أصل, tidak ada asalnya. saya menemukan cerita ini di dan keduanya diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Markaz Fatwa situs diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah menyatakan bahwa ungkapan اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 2. Menuntut Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة Hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم, tanpa tambahan ومسلمة diriwayatkan melalui banyak jalur dan terdapat di banyak kitab, diantaranya dikeluarkan oleh Ibn Majah dalam Sunan-nya1/81, al-Bazzar dalam Musnad-nya1/164 13/240 14/45, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir 1/36 1/58, juga dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin, dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubra hadits no. 325, 326 dan 329. Ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Abu Abdirrahman al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib 1/17 dan Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296 menyatakan hadits ini shahih. Dalam kitab Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296, al-Albani mengutip hadits dari Ibn Majah حدثنا هشام بن عمار حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محمد ابن سيرين عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Kemudian beliau berkomentar “shahih, tanpa tambahan وواضع العلم dan seterusnya, tambahan tersebut statusnya dha’if jiddan.” Imam Muhammad ibn Abdirrahman as-Sakhawi rahimahullah dalam kitab beliau al-Maqasid al-Hasanah 1/121 menyatakan حديث اطلبوا العلم ولو بالصين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم، البيهقي في الشعب، والخطيب في الرحلة وغيرها، وابن عبد البر في جامع العلم، والديلمي، كلهم من حديث أبي عاتكة طريف بن سلمان، وابن عبد البر وحده من حديث عبيد بن محمد عن ابن عيينة عن الزهري كلاهما عن أنس مرفوعا به، وهو ضعيف من الوجهين، بل قال ابن حبان إنه باطل لا أصل له، وذكره ابن الجوزي في الموضوعات، وستأتي الجملة الثانية في الطاء معزوة لابن ماجه وغيره مع بيان حكمها. Artinya “Hadits tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’ disebutkan oleh al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, al-Khathib dalam ar-Rihlah dan selainnya, Ibn Abdil Barr di Jami al-Ilm, dan ad-Dailami. Seluruhnya meriwayatkan dari Abi Atikah Tharib ibn Salman, dan Ibn Abdil Barr sendiri meriwayatkan dari Ubaid ibn Muhammad dari Ibn Uyainah dan az-Zuhri. Keduanya dari Anas secara marfu’. Dan ia dha’if dari dua sisi. Bahkan Ibn Hibban berkata sesungguhnya ia batil, tidak ada asalnya’. Dan ibn al-Jauzi juga menyebutkannya dalam al-Maudhu’at. Dan nanti akan ada lagi di pembahasan huruf tha’, dinisbahkan kepada Ibn Majah dan selainnya beserta penjelasan hukumnya.” Dalam kitab yang sama 1/440, as-Sakhawi menyatakan حديث طلب العلم فريضة على كل مسلم، ابن ماجه في سننه، وابن عبد البر في العلم له من حديث حفص بن سليمان عن كثير بن شنظير، عن محمد بن سيرين عن أنس به مرفوعا بزيادة وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب، وحفص ضعيف جدا، بل اتهمه بعضهم بالكذب والوضع. Artinya “Hadits menuntut ilmu wajib atas setiap muslim’ disebutkan oleh Ibn Majah di Sunan-nya, Ibn Abdil Barr dalam al-Ilm dari hadits Hafsh ibn Sulaiman, dari Katsir ibn Syinzir, dari Muhammad ibn Sirin, dari Anas secara marfu’, dengan tambahan وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.” As-Sakhawi 1/140 menjelaskan cukup panjang tentang hadits ini, bahwa ia juga diriwayatkan dari beberapa jalur lain, namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua riwayat tersebut mengandung cacat, tidak bisa dijadikan hujjah. Hal ini misalnya disampaikan oleh Ibn Abdil Barr dan al-Bazzar sebagaimana dikutip oleh as-Sakhawi. Sedangkan untuk tambahan kata ومسلمة, as-Sakhawi mengatakan bahwa tambahan tersebut tidak pernah disebutkan dalam jalur-jalur periwayatan yang ada. Bisa disimpulkan, kata ومسلمة hanya tambahan dalam hadits yang tidak ada asalnya. Sedangkan hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم tanpa tambahan ومسلمة diperselisihkan ulama keshahihannya. [] Wallahu a’lam bish shawwab. Web Facebook Muhammad Abduh Negara III Edit Mencari ilmu Cabang iman 17-20, disebutkan dalam bait syair وَاطْلُبْ لِعِلْمٍ ثُمَّ لَقِّـنْهُ الْوَرَى * عَظِّمْ كَلاَمَ الرَّبِّ وَاطْهُر تُعْصَمُ Carilah ilmu, ajarkan kepada manusia; agungkanlah kalam Tuhanmu dan bersucilah, pasti engkau terjaga dari bencana. IndeksMencari ilmu Menyebarkan ilmu agama Mengagungkan dan menghormati al-Quran Bersuci Mencari ilmu Sabda Rasulullah saw riwayat dari Abdullah bin Mas'ud مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَنْتَفِعُ بِهِ فِى آخِرَتِهِ وَدُنْيَاهُ كَانَ خَيْرًا لَهُ مِنْ عُمْرِ الدُّنْيَا سَبْعَةَ آلاَفِ سَنَةٍ صِيَامَ نَهَارِهَا وَقِيَامَ لَيَالِيْهَا مَقْبُوْلاً غَيْرَ مَرْدُوْدٍ Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang dia dapat memperoleh manfaat dunia akhirat, maka hal itu lebih baik baginya dari pada umur dunia tahun yang dipergunakan puasa pada siang hari dan salat pada malam hari dalam keadaan diterima, tidak ditolak. Dari Mu'adz bin Jabal katanya Rasulullah saw bersabda تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ فَاِنَّ تَعَلُّمَهُ ِللهِ حَسَنَةٌ وَدِرَاسَتَهُ تَسْبِيْحٌ وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ وَتَعْلِيْمَهُ صَدَقَةٌ وَبَذْلَهُ ِلاَهْلِهِ قُرْبَةٌ وَالْفِكْرَ فِى الْعِلْمِ يَعْدِلُ الصِّيَامَ وَمُذَاكَرَتَهُ تَعْدِلُ الْقِيَامَ Pelajarilah ilmu, sebab mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan, mendaras ilmu sama dengan bertasbih, membahas ilmu sama dengan berjuang, mencari ilmu adalah ibadah, mengajarkan ilmu adalah sedekah, memberikan ilmu kepada yang memerlukan adalah pendekatan diri kepada Allah, memikirkan ilmu sebanding dengan pahala puasa dan memusyawarahkan ilmu sebanding pahala salat malam. Rasulullah saw bersabda اُطْلُبِ الْعِلْمَ وَلَوْ كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ بَحْرٌ مِنَ النَّارِ Tuntutlah ilmu, meskipun di antara kamu dan ilmu terbentang lautan api. Sabda Rasulullah saw اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat. Mempelajari ilmu adalah wajib setiap saat dan keadaan. Sebagian dari para ulama salaf ulama dahulu berpendapat bahwa ilmu ada empat macam Ilmu untuk membetulkan amalan agama. Ilmu kedokteran untuk menyehatkan badan. Ilmu falak untuk menentukan waktu salat. Ilmu nahwu untuk membetulkan bacaan. Ilmu dapat dihasilkan dengan dua cara Usaha, yaitu ilmu yang dapat diperoleh dengan jalan belajar dan membaca secara terus menerus. Mendengarkan, yaitu belajar dari para ulama dengan mendengarkan permasalahan agama dan dunia. Hal ini tidak dapat berhasil kecuali dengan mencintai para ulama, bergaul dengan mereka, menghadiri majlis-majlis taklim mereka dan meminta penjelasan dari mereka. Orang yang menuntut ilmu wajib berniat dalam usaha menghasilkan ilmu tersebut mencari keridlaan Allah, mencari kebahagiaan akhirat, menghilangkan kebodohan dirinya dan semua orang yang bodoh, menghidupkan agama, mengabadikan agama dengan ilmu, dan mensyukuri kenikmatan akal dan kesehatan badan Ia tak boleh berniat agar manusia menghadap kepadanya, mencari kesenangan dunia dan kemuliaan di depan pejabat dsb. Menyebarkan ilmu agama Nabi Muhammad saw bersabda لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ Hendaklah orang yang hadir di antara kamu sekalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Wajib bagi seseorang yang mendengarkan untuk menyampaikan segala sesuatu yang didengarkan kepada orang yang tidak hadir. Hadits ini ditujukan kepada para sahabat dan orang-orang sesudah mereka sampai hari kiamat. Jadi wajib bagi seseorang yang memiliki ahli ilmu untuk bertabligh. Setiap orang yang mengetahui satu masalah adalah ahli ilmu dalam masalah tersebut. Setiap orang awam yang mengetahui syarat salat, wajib mengajarkan kepada orang lain. Jika ia tidak mau mengajarkan, maka ia bersekutu dalam dosa dengan orang yang belum mengetahuinya. Pada setiap masjid dan tempat wajib ada seorang ahli agama yang mengajar kepada manusia dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai masalah-masalah agama. Demikian juga halnya di setiap desa. Setiap ahli agama setelah selesai melaksanakan fardlu 'ain, yaitu mengajar di daerahnya sendiri, melakukan fardlu kifayah, yaitu keluar ke daerah yang berdekatan dengan daerahnya, untuk mengajarkan agama dan kewajiban syariat kepada penduduk desa tersebut. Ahli agama tersebut wajib membawa bekal untuk dimakan sendiri, dan tidak boleh ikut makan makanan orang yang diajar. Jika sudah ada salah seorang yang menunaikan kewajiban ini, maka gugurlah dosa dari para ahli ilmu yang lain. Jika tidak ada sama sekali orang yang menunaikan kewajiban ini, maka dosanya akan menimpa semua orang. Orang yang alim berdosa karena keteledorannya tidak mau pergi ke daerah tersebut; sedangkan orang yang bodoh berdosa karena keteledorannya dalam meninggalkan menuntut ilmu. Ini adalah pendapat Syeikh Ahmad as-Suhaimi yang dinukil oleh Imam al-Ghozali. Ada 3 tanda bagi orang alim yang ingin mencari kebahagiaan akhirat Ia tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya. Kesibukannya dalam ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, sehingga ia memperhatikan ilmu yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki batin dan hatinya. Ia menyandarkan ilmunya pada taklid mengikuti kepada Pemilik Syariat, Nabi Muhammad saw, dalam ucapan dan perbuatannya. Tanda orang yang tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya ada lima Ucapannya tidak menyalahi perbuatannya, sehingga ia menjadi orang yang pertama kali melakukan perintah dan meninggalkan larangan. Ia memperhatikan ilmu menurut kadar kemampuannya, dan senang kepada ketaatan serta menjauhi ilmu yang memperbanyak perdebatan. Ia menjauhi kemewahan dalam makanan, tempat tinggal, perkakas rumah tangga dan pakaian. Ia menahan diri dari mempergauli para pejabat, kecuali untuk memberi nasihat kepadanya atau untuk menolak kedlaliman, atau untuk memberikan pertolongan dalam hal yang diridlai oleh Allah Ta'ala. Ia tidak cepat-cepat memberikan fatwa kepada orang yang bertanya, tetapi mengatakan "Tanyakan kepada orang yang ahli memberi fatwa!", karena kehati-hatiannya. Ia mencegah diri dari berijtihad dalam sesuatu masalah, jika masalah tersebut tidak jelas bagi dirinya. Bahkan ia mengatakan "Saya tidak tahu!" apabila ijtihad tersebut tidak mudah baginya. Mengagungkan dan menghormati al-Quran Mengagungkan dan menghormati Al-Quran harus dilakukan dengan jalan Membacanya dalam keadaan suci. Tidak menyentuhnya kecuali dalam keadaan suci. Bersikat gigi pada waktu ingin membacanya. Duduk dengan lurus dan tidak boleh bertelekan pada waktu membaca al-Quran selain dalam salat. Memakai pakaian yang bagus, karena orang yang membaca al-Quran pada hakekatnya beraudiensi dengan Tuhannya. Menghadap kiblat pada waktu membaca al-Quran. Berkumur setiap kali berdahak. Berhenti membaca al-Quran pada waktu menguap angop = Jw. Membaca al-Quran dengan serius bersungguh-sungguh dan tartil. Membaca setiap huruf dengan benar. Tidak meninggalkan al-Quran dalam keadaan terbuka pada waktu meletakkannya. Tidak meletakkan sesuatu di atas al-Quran, sehingga mushaf al-Quran selamanya berada di atas segalanya. Meletakkan mushaf Al-Quran di pangkuannya atau di atas sesuatu di mukanya dan jangan meletakkannya di atas lantai ketika membacanya. Tidak menghapus tulisan al-Quran dengan ludah, tetapi harus dengan air. Tidak mempergunakan mushaf yang telah rusak dan kertasnya telah rapuh, agar mushaf tetap utuh dan tidak menyia-nyiakannya. Tidak membaca al-Quran di pasar, tempat keramaian, dan tempat pertemuan orang-orang bodoh. Tidak membuang basuhan tulisan al-Quran untuk berobat di tempat sampah, tempat najis, atau tempat yang diinjak-injak, tetapi harus dibuang di tempat yang tidak diinjak oleh orang, atau menggali lubang di tempat yang suci dan menyiram badannya di lubang tersebut, lalu lubang tersebut ditutup kembali, atau menyiram badannya di sungai yang besar, sehingga airnya mengalir bercampur dengan air sungai. Menyebut nama Allah membaca basmalah pada waktu menulis al-Quran atau meminum tulisan al-Quran dan mengagungkan niat dalam hal tersebut, karena Allah akan memberinya menurut kadar niatnya. Bersuci Dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 6 Allah swt berfirman يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلاَةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُؤُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا وَاِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى اَوْ عَلَى سَفَرٍ اَوْ جَاءَ اَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ اَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيْدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلكِنْ يُرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai dengan mata kaki. Jika kamu junub, mandilah. Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air WC atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Rasulullah saw bersabda اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ Bersuci itu separuh dari iman. Menurut Syeikh Suhaimi hadits ini berarti bahwa berwudlu lahir batin dilihat dari pahalanya adalah separoh dari iman. Syeikh Hatim al-Asham berkata kepada 'Ashim bin Yusuf "Apabila waktu salat telah datang, berwudlulah engkau dengan dua wudlu, yaitu wudlu lahir dan batin!" 'Ashim bin Yusuf berkata "Bagaimana wudlu tersebut?" Syeikh Hatim al-Asham berkata "Wudlu lahir sudah engkau ketahui. Sedangkan wudlu batin ialah dengan bertaubat, menyesali perbuatan dosa, meninggalkan perasaan dendam, menipu, keragu-raguan, kesombongan, dan meninggalkan kesenangan kepada penampilan dunia, pujian manusia, dan politik praktis. Sahabat 'Umar bin Khattab berkata "Wudlu yang bagus dapat menolak kejahatan syaithan dari Anda". Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur - YouTube Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadits, “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahad”, Shahihkah? - Syariah Online DepokSyariah Online Depok Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami BELAJAR" “Tuntutlah Ilmu Mulai dari Buaian Hingga Liang Lahat” Long Life Education, Menuntut Ilmu dari Buaian hingga Liang Lahat Halaman 1 - √ Doa Sebelum & Sesudah Belajar Arab, Latin, Arti Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadist Tentang Menuntut Ilmu Sampai Liang Lahat ELHIDA all about santri a Twitter “Soal ala santri From komplek_el - Artinya “Tuntutlah Ilmu dari sejak buaian hingga ke liang Lahad”. اطلب ,,Sh… … Tolong dijawab ya >1. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang hahat. Buaian artinya.. - Arti peribahasa Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat dalam kamus Peribahasa Indonesia. Terjemahan - Kamus lengkap online semua bahasa Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Status Hadits “Tuntutlah Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat” Dan “Menuntut Ilmu Itu Wajib Bagi Setiap Muslim Dan Muslimah” - Islampos Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat – Perkara Hati Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates YNI sur Twitter ““Tuntutlah Ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat” Kata-kata hikmah sebagai pendorong manusia agar terus menuntut ilmu. segala permasalahan yang ada dapat diselesaikan bila kita memiliki wawasan dan Menuntut ilmu itu mulai dari buaian sampai liang lahat Youtube, Empati, Islam Makna Menuntut Ilmu Sampai Liang Lahat- Buya Yahya Menjawab - YouTube Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Terkait Ilmu Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi Artinya Beberapa Contoh Pidato Tentang Menuntut Ilmu. [TERBARU!!!] Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami 7 Hadits Tentang Menuntut Ilmu Lengkap Artinya, Penjelasannya - Muttaqin id tolong dong dijawab yang udah di garisin pakai bahasa indonesia buat - Tuntutlah ilmu dari dalam ayunan sampai ke liang lahat, — Steemit Utlubul Ilma Minal Mahdi ilal Lahdi, Hadis atau Bukan? - Islami[dot]co Kata Kata Mutiara Bahasa Arab Kata-kata mutiara, Kata-kata, Bahasa Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi Bahasa Arab & Artinya Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu Metode Al Barqy, Belajar Mengaji Mudah - Rasulullah SAW bersabda أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat” HR Bukhori Muslim Seluruh isi jagad raya ada Gapailah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahat Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat – Perkara Hati Carilah Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat Hr Muslim - Terkait Ilmu Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi Bahasa Arab & Artinya Arti peribahasa Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat dalam kamus Peribahasa Indonesia. Terjemahan - Kamus lengkap online semua bahasa Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Pidato Menuntut Ilmu PDF Makna Menuntut Ilmu dari Buaian hingga Liang Lahat - YouTube Hadits Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu Mulai Sejak Lahir Sampai Meninggal - Nusagates Makna Hadits tentang Menuntut Ilmu - Habibullah Al Faruq Ceramah Singkat Kewajiban Menuntut Ilmu PDF Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates ILMU AYUNAN DAN ILMU LIANG LAHAT Said Muniruddin Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Wakaf Quran - DARI BUAIAN SAMPAI LIANG LAHAT Sahabat Wakaf, pernyataan keimanan seseorang tidak hanya ada di kata-kata saja, tetapi juga diamalkan dalam perbuatan. Agar amalan kita bernilai di mata Allah SWT, Ilmu Pengetahuan Dalam Islam - ppt download Yayasan Wafizs Gelar 3 Acara dalam Satu Malam, Wujudkan Persatuan Umat dan Tempuhlah Ilmu Agama dari Buaian Sampai ke Liang Lahat - Kicaunews Tuntutlah Ilmu Dari Buaian Hingga Liang Lahat - DCLICK Hadis Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga liang lahat – Abu Azzam el-Bimawy’s Blog √ 40+ Kumpulan Mahfudzot Kesuksesan, Kesabaran. Ilmu, LENGKAP Hadis Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga liang lahat – Abu Azzam el-Bimawy’s Blog a Mari kita menuntut ilmu sejak dini hingga tua!b Mari kita menuntut ilmu sejak dalam buaian - Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates ILMU AYUNAN DAN ILMU LIANG LAHAT Said Muniruddin Pentingnya Ilmu PDF Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Doa Sebelum dan Sesudah Belajar Arab Latin dan Artinya Menuntut Ilmu Hukumnya Wajib Bacaan Doa Sebelum Belajar Beserta Artinya Lengkap - Bagian 2 Keutamaan Ilmu, Orang yang Berilmu dan Orang yang Mencari Ilmu TENTANG MASJID NURUL YAQIN LEGENDA MALAKA Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Nusagates Perjalanan Panjang Meraih Ilmu, Bersabarlah! Arti peribahasa Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat dalam kamus Peribahasa Indonesia. Terjemahan - Kamus lengkap online semua bahasa Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami √ Doa Sebelum & Sesudah Belajar Arab, Latin, Arti Ahmad Fuadi-Negeri 5 Menara Hadist Menuntut Ilmu Dari Buaian Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Kalimat ajakan yang tepat a. mari, kita menuntut ilmu sejak dini hingga tua! b. mari, kita menuntut ilmu sejak dalam buaian hingga Tugas Hakikat Iman Ilmu Amal PDF Power point hadits menuntut ilmu √ Doa Sebelum & Sesudah Belajar Arab, Latin, Arti 6 Keutamaan Menuntut Ilmu Beserta Hadits Yayasan Wafizs Gelar 3 Acara dalam Satu Malam, Wujudkan Persatuan Umat dan Tempuhlah Ilmu Agama dari Buaian Sampai ke Liang Lahat - Kicaunews Lukman Abunawas Lulus Cum Laude, Didapuk Jadi Ketua IKA Alumni Hukum Unsultra – UNSULTRA Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Tuntutlah Ilmu Dari Buaian Hingga Liang Lahat - DCLICK Hadits nabi saw tentang menuntut ilmu Tafsir&Hadis Tematik - [DOC Document] ASSALAMUALAIKUM WR WB Dalildalil tentang anjuran menuntut ilmu - اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ Artinya “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat” . Ya begitulah uktunna, menuntut ilmu tidak mengenal usia😉 . Kalau gitu admin sekolah Hadis Tentang Mencari Ilmu Sampai Liang Lahat - Gambar Islami Kumpulan Hadits Anak PDF kumpulan hadits tentang mencari ilmu saidnashrihilmi Hadist Menuntut Ilmu Latin dan Artinya - Meme & Rage Comic Indonesia - menuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat ; intinya, carilah ilmu dari lahir sampai ajal menjemputmu … Kiriman Aqil Azizi Facebook Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat – Perkara Hati

carilah ilmu sampai ke liang lahat